Hidup Membiara


Judul Buku      :  Hidup Membiara Sebagai Tanda Hidup Baru

Nama Penulis  :  P. Alfredo Janggat, OFM. CAP

Nama Penerbit : Yayasan Pustaka

Tahun Terbit    : 2016

BAB I

HIDUP MEMBIARA

·        Berangkat dari Pengalaman

        Hidup Membiara seperti tampak pada awal sejarahnya pertama-tama merupakan suatu praktek hidup, bukan suatu teori. Teori di sini maksudnya ialah suatu ulasan, pembahasan, refleksi, menurut suatu metode ilmu tertentu dan berstruktur, yang digunakan, yang dinyatakan dalam bentuk tulisan.

        Hidup membiara mengungkapkan cita-cita asli Gereja atau menandakan hakikat Gereja sendiri. Hidup membiara merupakan tanda dari dunia yang akan datang , tanda hidup Kristus, tanda kehadiran Roh kudus, tanda kehadiran dan harapan akan kerajaan Allah. Maka, ulasan hidup membiara dewasa ini pertama-tama bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia suatu perinsip hidup yang berdasarkan cinta kasih murni baik kepada Allah maupun kepada sesama, seperti dikatakan oleh St. Agustinus dari Hippo. Cinta kasih itu merupakan suatu perinsip hidup keabadian dan totalitas.

·        Suatu Kenyataan

       Hidup membiara merupakan suatu kenyataan yang hidup di dalam Gereja kita, yaitu: suatu status hidup tetap yang secara historis sudah ada sejak Gereja Perdana dan secara teologis berasal dari hidup dan kata-kata Tuhan kita Yesus Kristus sendiri.

       Sifat dan tanda dari hidup membiara tampak pada uraian tentang makna hidup membiara bagi Gereja. Uraian teologis ini terutama didekati dari sudut pandang Teologi Dogma. Teologi yang akan disajikan itu tentu saja masih dapat diperkaya dan diperdalam lagi.

        Hidup religius dalam arti luas ialah suatu bentuk khusus mengikuti kristus dengan menjalani hidup selibat. Hidup religius merupakan dorongan dan karisma Roh Kudus sebagai ungkapan dari nasihat-nasihatInjili dan diteguhkan oleh pemimpin Gereja sebagai ungkapan asli dari panggilan kristiani. Cara hidup ini disebut “religius” karena seseorang mengikat diri kepada Allah melalui nasihat-nasihat Injil dengan suatu janji suci.

        Sedangkan hidup membiara adalah salah satu bentuk hidup bakti yang dianut oleh biarawan-biarawati yang mengikrarkan nasihat-nasihat injil dan tingal di biara. Kata “Biara” berasal dari bahasa sanskerta “vihara”. Kata ini dipakai dalam lingkaran agama Buddha. Mereka juga mengenakan praktek hidup membiara baik pria maupun wanita.

·        Sasaran

        Sasaran pertama buku ini ialah calon-calon yang berminat menjadi biarawan atau biarawati, postulan dan novis di rumah pendidikan ordo-ordo atau kongregasi-kongregasi. Di samping itu ulasan ini dapat dimanfaatkan oleh para petugas pastoral yang berkarya di paroki. Bahan ini menjadi salah satu bahan inspirasi untuk mengadakan tentang hidup membiara.

·        Tugu Tahun Hidup Bakti

        Paus Fransiskus yang memenuhi masa kepausannya pada tanggal 19 Maret 2013 yang lalu telah mencanangkan Tahun Hidup Bakti dalam lingkungan Gereja Katholik di seluruh dunia mulai tanggal 30 November 2014 dan ditutup pada tanggal 2 Februari 2016

        Sejenak kita menoleh kembali penetapan Tahun Hidup Bakti itu. Paus Fransiskus menetapkan 3 tujuan Tahun Hidup Bakti. Pertama, Tahun Hidup Bakti bertujuan untuk melihat masa lampau dengan penuh syukur. Kedua, Tahun Hidup Bakti juga bertujuan memaggil kita untuk menjalani masa sekarang dengan penuh semangat. Ketiga, tujuan terakhir dari Tahun Hidup Bakti adalah merangkul masa depan dengan penuh harapan.



BAB II

SEJARAH HIDUP MEMBIARA



Asal usul hidup membiara ialah teladan hidup dan ajaran Kristus sendiri. Pada abad pertama dan abad kedua panggilan yesus ini dipegang teguh oleh para perawan, janda dan penginjil.

·     Hidup Monastik (Abad III-IX )

              Pada abad III pandangan terhadap kesucian berubah. Dasar kesucian itu ialah Sabda Yesus sendiri yang mengatakan ‘Setiaporang yang mau mengikut Aku , ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” (Luk 9:23). Dasar da nisi kesucian ialah mati raga atau askese. Hidup askese ini hanya sapat dijalankan dengan baik melalui hidup monastik. Monastik berasal dari bahasa yunani ;monos yang artinya sendirian. Jadi , hidup Monastik berarti hidup sendirian dengan mengundurkan diri atau memisahkan diri dari keramaian kota dan hidup di tempat yang sunyi untuk berdoa dan kontemplasi..

              Arti dasar kata “kontemplasi” ialah kesadaran akan kehadiran Allah yang dipahami bukan oleh pikiran, melainkan oleh cinta. Kata kontemplasi sering dipertukarkan penggunaannya dengan kata “mistik”. Hanya kata mistik lebih abstrak daripada kontemplasi. Hidup kontemplasi merupakan salah satu inti dari hidup membiara.

·     Reformasi Hidup Monastik (Abad X-XII)

          Relasi yang akrab antara biara-biara dan para Raja tersebut tenyata nmenimbulkan konflik dalam mengurus milikbersama yang kuas. Ini bertentangan dengan kaul kemiskinan..

          Pertama, dalam Ordo Benediktin sendiri muncul gerakan pembaharuan di Prancis, yaitu di Biara Cluni. Pendirinya “William” dari Akuitan. Kedua, dalam Gereja itu sendiri lahir dengan  ordo gaya baru, yaitu : ordo-ordo kanonik yang menekankan kehidupan bersama dan kerasulan. Mereka ini adalah imam-imam diosesan yang mau membentuk hidup berkomunitas demi pelayanan pastoral. Selain dua bentuk pembaharuan di atas masih ada juga dalam tenggang waktu ini ordo-ordo lainnya. 

·     Ordo Pengemis : Ordo Dominikan dan Ordo Fransiskan (Abad XIII)

          Pada abad XIII muncul gerakan pertobatan dan kemiskinan, gerakan untuk kembali kepada Injil. Di tengah-tengah ketegangan yang di timbulkan oleh ajaran-ajaran sesat ini lahirlah ordo-ordo yang sungguh baru , yang biasa disebut ordo-ordo Mendikan/pengemis, yaitu Ordo Dominikan dan Ordo Fransiskan

          Sebenarnya dari segi cita-cita kesucian baik Ordo Dominikan maupun Ordo Fransiskan sama dengan ordo-ordo Monastik, yaitu melalui hidup askese atau mati raga. Baik Dominikus maupun Fransiskus dari Asisi sama-sama mencita-citakan kemiskinan Injili.

          Disamping Ordo Dominikan dan Fransiskan pada tahun 1155 lahir juga ordo Karmel. Ordo ini didirikan oleh Bertoold, seorang pertapa dari Kalabria, Italia. Ordo ini berdiri tepat pada masa perang salib. Pada akhir abad ke -13  ini lahir juga Ordo Salib Suci (OSC) yaitu pada tahun 1248. Ordo ini didirikan oleh Theodorus yang adalah kanonik imam diosesan. Ini inspirasi baru baginya sebagai seorang kanonik. Maka sejak saat itu ia memulai gerakan baru : Ordo Salib Suci.

·   Ordo Apostolis : Serikat Yesus (Abad XVI)

          Pada tahun 1540 Santo Ignasius Loyola mendirikan ordo baru, pada masa gerakan-gerakan reformasi dalam karya Apostolis atau karya kerasulan. Ignasius Loyola lahir pada tahun 1491 di Spanyol Utara dan wafat pada tanggal 31 Juli 1556. Ia menjalani pendidikan di Spanyol dan di Paris.

          Serikat Yesus merupakan ordo pria terakhir, karena setelah Serikat Yesus, Gereja melarang mendirikan ordo baru dengan regula baru.

·    Serikat-serikat Apostolik dan Kongregasi-kongregasi Karya Amal (Abad XVI-XIX)

           Setelah Reformasi Protestan (1517) dan konsili Trente (1545-1565) cita-cita kesucian bercorak Apologetis-asketis. Apologetis artinya Pembelaan iman dan pengaruh-pengaruh serangan Protestan.

           Akibat pengaruh-pengaruh dan ide-ide sekular Protestan pada abad (XVII) Banyak ordo dan kongregasi bubar atau menyusut sekali. Namun sejak tahun 1820-an banyak berdiri kongregasi baru baik pria maupun wanita. Beberapa kongregasi baru lahir sebagai jawaban atas kebutuhan yang sangat mendesak pada waktu itu. Kongregasi-kongregasi yang lahir pada masa itu ialah MSC(Misisonaris Hati Kudus), SDB(Salesian Don Bosko), SVD( Societas Verbi Divini) dan masih banyak lagi.

·    Pembaharuan Hidup Membiara (Abad XX-XXI)

           Pada tahun 1962-1965 Gereja Katholik menyelenggarakan Konsili Vatikan ke II. Kondisi-kondisi di atas di tanggapi dalam terang imam oleh para Bapa Konsili.

 Di awal Milenium III tepatnya pada akhir Mei 2001 perserikatan pimpinan jenderal ordo /kongregasi pria dan wanita merencanakan untuk melaksanakan suatu kongres Internasional. Untuk itu dibentuk suatu panitia persiapan.

             Adapun tujuan kongres tersebut ialah untuk melihat bersama, dengan suatu kesadaran global, apa yang sedang dibawa oleh Roh Kudus di antara kita.



BAB III

TEOLOGI HIDUP MEMBIARA

·   Teologi Hidup Membiara

Ø  Makna Istilah Teologi

                                  Kata “teologi” merupakan terjemahan dari kata bahasa Yunani “theologia” . Theos artinya Allah dan logos berarti ilmu, ajaran , sabda. Maka dari segi arti kata, teologi berarti ilmu tentang Allah atau ajaran tentang Tuhan. 

Ø  Makna Istilah Teologi Hidup Membiara

                                  Seperti telah diterangkan, teologi juga berkaitan erat dengan perhatian-perhatian dan suara-suara. Maka ada teologi pembebasan, yaitu teologi yang menyuarakan pembebasan bagi umat Allah. Hidup membiara merupakan suatu kenyataan teologis yang diWahyukan oleh Allah dan diterima oleh manusia dalam imannya.

·        Panggilan Dalam Gereja

      Salah satu pembaharuan yang dihasilkan oleh konsili Vatikan II ialah hidup membiara yang dimasukkan dalam Dogma, yaitu dogma tentang Gereja kita. Gereja kita diartikan sebagai umat Allah, yaitu suatu persekutuan dari orang-orang yang dipanggil oleh Allah yang melalui iman dan pembaptisan menjadi anak-anak Allah. Anggota-angota Kristus dan kenisah Roh Kudus.

Ø  Panggilan Umum kepada Kesucian 

                                   Ada beberapa alasan mengapa semua orang Kristiani dipanggil kepada kesucian. Pertama, karena Gereja itu pada hakikatnya yang Kudus. Kedua, karena perintah Yesus sendiri “kamu harus sempurna, seperti  Bapa-Mu yang di Surga sempurna adanya”. Ketiga, karena meskipun kita telah dibaptis artinya telah disucikan namun dalam banyak hal kita semua bersalah, maka kita terus menerus membutuhkan belas kasih Allah dan wajib berdoa setiap hari.

Ø  Panggilan Khusus : Panggilan Hidup Membiara

                                Hidup membiara merupakan salah satu sarana dan bentuk konkret untuk mengejar kesucian dalam Gereja. Hidup Membiara tidak termasuk dalam fungsi hierarki Gereja. Karena Hidup religius merupakan karisma khusus yang diberikan oleh Allah, dan bukan termasuk struktur hierarkis Gereja, maka hidup religius pada dasarnya adalah cara hidup karismatis.

·        Dasar Kitab Suci Hidup Membiara

           Nasihat-nasihat Injil bersumber pada hidup Kristus. Ia mahluk hidup selibat dan hidup   miskin (Luk 9:58), serta taat pada kehendak Bapa (Yoh 4:32-34). Selain pada hidup, kita temukan juga pada kata-kata Kristus sendiri. Kemurnian atau selibat didasarkan pada Sabda Yesus ini “Ada orang yang tidak kawin karena kemauannya sendiri oleh karena kerajaan Sorga”(Mat 19:12).

           Nasihat-nasihat Injil itu oleh jemaat perdana dikaitkan dengan hidup bersama atau berkomunitas. Mereka sungguh bersatu dalam kristus, berdoa bersama, berEkaristi dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama.

·       Makna Hidup Membiara Bagi Gereja

         Makna hidup membiara bagi Gereja harus dilihat dari sifat dan tanda Hidup Membiara itu. Kita sudah menyatakan bahwa hidup membiara merupakan bagian  tak terpisahkan dari hidup dan kesucian Gereja. Hidup Membiara bermakna tanda Kristologis. Artinya, para biarawan-biarawati menghadirkan Kristus bagi Gereja dan dunia.

·        Ciri Khas Hidup Membiara

         Ciri khas hidup membiara ialah kaul-kaulnya, karena itu kaul-kaul harus mendapat porsi khusus atau menjadi bagian pokok dari refleksi tentang hidup.

Ø  Konsep dasar tentang  Kaul-kaul

                        Hidup monastik dalam tradisi kristen awal didasarkan pada suatu komitmen pada kemurnian dan penolakan atas harta duniawi. Kaul merupakan suatu janji untuk melakukan kebaikan istimewa demi “Pelayanan Ilahi” dengan mempersembahkan diri kepada Allah.

Ø  Definisi dan Kategori Tentang Kaul-kaul

                        Kaul adalah janji yang telah dipertimbangkan dan yang bebas mengenai sesuatu yang lebih baik dan terjangkau, yang dinyatakan kepada Allah serta harus dipenuhi demi keutamaan religius

Ø  Makna Kaul-kaul

                         Ada 3 jenis kaul yaitu : Kemurnian, Kemiskinan, dan Ketaatan.

1). Kaul Kemurnian

       Ialah kaul yang menjadikan kaum religius secara bebas mengabdikan seluruh  hidup mereka kepada Tuhan.

                          2). Kaul Kemiskinan

       Ialah kaul yang menyatakan kaum religius mau mengikuti jejak Kristus, meskipun kaya menjadi miskin demi kita manusia.

                          3).  Kaul ketaatan

                                        Ialah kaul yang diucapkan oleh kaum religius yang dalam semangat iman dan cinta kasih.

Ø   Kaul Sebagai Persembahan Cinta

                          Sebagai kosili Vatikan II urutan rumusan kaul ialah kemiskinan, ketaatan, dan kemurnian, tetapi sejak konsili Vatikan  II susunannya menjadi : Kemurnian, Kemiskinan, dan Ketaatan.

Ø   Konsekrasi Melaului Kaul-kaul

                          Istilah “konsekrasi” cukup banyak ditemmukan dalam tulisan-tulisan tentang hidup religius. Kata “Konsekrasi” yang berasal dari kata latin Consecratio sama artinya dengan kata pentahdisan atau pengudusan/pembaktian.

Ø   Sekelumit Tentang Kaul Sementara dan Kaul Kekal

                          Mengingat konsekrasi melalui kaul kekal itu penting, maka perlu  pemahaman yang memadai tentang kaul kekal itu sendiri.

Ø    Dari Kaul Perdana kepada Kaul Kekal : Dua Fase Panggilan Dalam Hidup Membiara

                          Dalam hidup membiara kaul perdana dan kaul kekal diucapkan oleh orang yang sama. Pengucapan kaul kekal ibarat jawaban kedua Petrus Si Pengkaul diharapkan telah memiliki pengalaman yang matang dalam mengikuti Yesus.

Ø    Kesadaran dan Tuntutan Mengikuti Yesus

                          Dalam Injil kita membaca bahwa Yesus tidak meminta sesuatu yang luar biasa dari kita, tetapi keutamaan yang biasa, yaitu kerendahan hati dan kelembutan hati, yang sejajar dengan itu ialah kebesaran hati, kejujuran, dan kebaikan.

Ø    Relasi dengan Kristus

                          Yang terakhir mau dikatakan sehubungan dengan kaul kekal ialah hubungan dengan Kristus, akan tetapi menjadi akrab dengan Kristus tidaklah cukup dengan cara yang lebih dalam lagi, yakni menyerupai Kristus oleh karena rahmat yang diberikan-Nya sendiri kepada Pengkaul.



BAB IV

MASA DEPAN HIDUP MEMBIARA

·    Pengaburan Tanda

            Ada beberapa kesulitan konkret yang menggoncang dan mengobok-obok hidup religius akhir-akhir ini, yaitu :

1). Terkesan ada ketegangan atau bahkan peperangan di antara kita. Ketegaangan yang   disebabkan oleh hal sepele, yaitu : kecurigaan, kecemburuan, dan  iri hati.

2).  Hidup religius sedang mengalami masa peralihan dari para misionaris kepada pribumi.

3).  Kita hidup di bumi pertiwi yang menganut semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang artinya “Berbeda-beda kita tapi tetap satu”.

·    Memandang Masa Depan

             Mengingat kesulitan-kesulitan di atas, yang menaburkan sifat tanda hidup membiara masih diperlukan di dalam Gereja atau haruskah kita mengakui bahwa zaman kegunaannya telah berlalu dan bahwa Allah ingin membagikan karisma-karisma-Nya secara lain.

                 Faktanya ialah bahwa masalah masa depan hidup membiara berkaitan dengan tindakan misteri Allah dan kita tidak menerima Wahyu tentang rencana Allah sendiri.

·    Cahaya-cahaya Pemulih Tanda

                 Ada tiga cahaya yang dapat memberi jaminan untuk memulihkan kembali sifat tanda hidup membira, yaitu :

Ø  Sifat Karismatik Hidup Membiara

     Dengan menghadirkan sifat karismatik itu mau ditonjolkan aspek karisma, aspek dorongan Roh masing-masing anggota.

Ø  Sifat Mistik Hidup Religius

      Sifat ini mau mengatakan persekutuan yang erat mesra dalam kasih dengan pribadi Kristus. Tujuan utama dan pertama hidup religius ialah para anggotanya mengikuti Kristus dan dipersatukan dengan Allah melalui pengikraran nasihat-nasihat Injil.

Ø  Sifat Profetis atau Kenabian Hidup Bersama

      Dalam Kitab Suci, seorang nabi ialah seorang yang memiliki misi rohani secara pribadi, yaitu menjadi saksi kekuatan dan kasih Allah kepada umat-Nya. Sifat kenabian ini tampak juga dalam suatu sikap kritiknya kepada Gereja. Hidup membiara merupakan suatu sengatan yang berbahaya atau Shock –Teraphy bagi institusi Gerejani yang besar.



PENUTUP



              Secara historis hidup membiara lahir dari keinginan jemaat kristen untuk mengikuti Kristus secara radikal, yaitu : Kristus yang Murni, Miskin, dan Taat pada kehendak Bapa.

              Sifat dan tanda hidup membiara diungkapkan secara nyata melalui pengikraran nasihat-nasihat injil, yaitu : ketiga kaul Kemurnian, Kemiskinan dan Ketaatan. Ketiga kaul itu pentahdisannya tidak lain merupakan ciri khas hidup membiara. Ciri khas berarti inti pokok hidup membiara. Inti ini memberi pembeda kepada status hidup lain di dalam Gereja kita.









 
















Komentar